Home » » IMPLEMENTASI LITERASI DENGAN TERAS BACA

IMPLEMENTASI LITERASI DENGAN TERAS BACA



IMPLEMENTASI LITERASI DENGAN TERAS BACA
Oleh: Subiarto  

Pemerintah sedang menggalakan kegiatan literasi sekolah. Kegiatan lietrasi sekolah adalah kemampuan untuk mengakses, memamahami dan dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, menulis, mendengar/menyimak dan berbicara. Ada beberapa guru yang memahami literasi hanya merupakan kegiatan untuk membaca. Untuk mengembangkan gerakan literasi kementrian pendidikan dan kebudayaan melibatkan seluruh dunia pendidikan baik dari tinggkat pusat, provisni, kabupaten /kota hingga satuan pendidikan.

Kemampuan literasi peserta didik berkaitan erat dengan keterampialn membaca yang dapat menyebabkab meningkatnya kemampuan memahami informasi secara nalaitis, kritis dan reflektif, namun pembelajaran disekolah belum mampu mewujudkan dengan baik. Literasi mengarahkan peserta didik untuk menguasai keterampilan abad 21 atau yang dikenal dengan istilah 4C yaitu creative, critical thinking, communicative dan collaborative. Pada sekolah dasar khususnya di SD negeri 1 Banjarmangu motivasi dan minat untuk membaca masih rendah. Pemahaman peserta didik tentang kegiatan literasi perlu untuk ditingkat agar peserta didik gemar membaca, menjadi budaya dan dapat menghasilkan karya.
Fasilitas disekolah untuk menunjang implementasi literasi melalui budaya baca di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarmangu sebelum ada teras baca  hanya menyediakan perpustakaan sekolah. Peserta didik yang datang berkunjung ke perpustakaan tidak lebih dari 5, kecuali bila ada materi tertentu dari mata pelajaran tertentu  yang banyak menggunakan buku sebagai sumber belajar. Inilah awal mulanya seorang guru kelas V yang bernama Pak Sugiyono mempunyai gagasan untuk mendekatkan, memudahkan sarana baca dan menumbuhkan minat baca peserta didik.  Pak Sugiyono juga mempunyai keinginan untuk ada tindak lanjut positif setelah peseta didik membaca buku yang menujang pembelajaran dikelas dan meningkatkan kemampuan pesrta didik dalam berkarya. Oleh karena itu perlu dilakukan cara cerdas melalui suatu kegiatan diluar jam pelajaran sehingga peserta didik dapat mengembangkan 4C untuk memahami pelajaran di sekolah, materi pelajaran pun selesai tepat waktu bahkan pembelajaran bisa dikembangkan dengan optimal sehingga peserta didik mendapatkan manfaat yang lebih banyak melalui pembelajaran yang bermakna yang dimulai dengan membaca. Inilah awal mulanya Pak Sugiyono menempatkan rak yang berisi  buku dengan bermacam tema atau topik di teras sekolah sehingga peserta didik lebih berminat untuk membaca.
Pengalaman Pak Sugiyono dalam mengajar di kelas V diketahui kendala yang ditemukan. Peserta didik sulit memahami materi pembelajaran dan anak malas untuk membaca. Pada kegiatan pembelajaran, Pak Sugiyono mulai bersungut-sungut, hanya ada beberapa dari peserta didik yang bisa mengikuti pembelajaran sampai ketingkat pemahaman yang diinginkannya. Detik demi detik berlalu sampai menjelang akhir pembelajaran, materi pelajaran masih juga belum selesai.  Pak Sugiyono berusaha bersabar dan pada saat memulai lagi menyampaikan materi, tiba-tiba terdengar bel tanda istirahat. Yaah... apa mau dikata beliau harus menutup pelajaran dengan menyimpulkan dan salam. Peseta didik nampak berhamburan keluar menuju kantin sekolah.
Pak Sugiyono masuk kantor, sejenak setelah menyeruput tehnya beliau menuju perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah nampak sepi, kemudian beliau masuk dan menyapa Ibu Eka, petugas perpustakaan yang sedang menulis. “ Bu, biasanya sepi begini perpustakaanya ya bu?”.” Iya pak... tapi mungkin sebentar lagi ada peserta didik yang masuk walaupun cuma beberapa gelintir..” kata bu Eka sambil tersenyum. Pak Sugiyono kemudian menuju ke rak buku dan melihat deretan buku yang tertata di rak perlustakaan. Setelah beberapa saat mengamati, sontak hatinya berseru” Ya Alloh... buku-buku ini kan bisa membantu peserta didik memahami pelajaran materi.. yang tadi saya sampaikan, seandainya saja peserta didik sudah membaca ini sebelumnya pasti peserta didik lebih mudah memahmai, bahkan bisa dikembangkan lagi. Pak Sugiyono kemudian beranjak dari perpustakaan, di teras sekolah tiba-tiba langkahnya terhenti.Terlihat beberapa peseta didik sedang duduk bergerombol sambil bercanda dan makan jajan, ada juga sebagian yang bermain dan berkejar-kejaran. Pak Sugiyono merasa ada yang kurang dari fungsi teras sekolahnya. Beliau berpikir” Teras seluas ini, kalau hanya untuk bermain-main kurang asyik bila dilihat, apabila ada kegiatan bervariasi lain yang bermanfaat kenapa tidak? membaca misalnya, bukankah itu juga menyenangkan? Yah, mungkin buku- buku itu perlu didekatkan diteras ini.”.  Keesokan harinya pada istirahat pertama,  Pak Sugiyono menemui Pak Subiarto, Kepala Sekolah SD Negeri 1 Banjarmangu  dan mengemukakan niatnya untuk  memindah rak buku yang ada diperpustakaan sekolah beserta beberapa buku  di teras depan kelas V. Ternyata gagasannya ini disambut dengan baik oleh Pak Subiarto. Pak Subiarto menyatakan bahwa hal yang positif memang harus dicoba. Pak Sugiyono kemudian minta bantuan Pak Narmo penjaga sekolah untuk membantunya memindahkan rak dan beberapa buku ke teras. Peserta didik nampak memandangi yang dilakukannya itu sambil dengan muka penuh pertanyaan. Beberapa peserta didik ada yang mendekat dan bertanya” Buat apa pak?” kemudian pak Sugiyono menjawab sambil tersenyum.” Buku - buku ini disediakan untuk di baca kalian semua, mulai nanti pada jam isirahat kalian sudah boleh membaca buku-buku yang disini ya” beberapa peserta didik nampak antusias” Ada cerpennya pak..”Pak Sugiyono menjawab” Ya... nanti dilihat ya...” Pada istirahat kedua terlihat beberapa siswa membaca disekitar rak buku diteras itu, dalam hati Pak Sugiyono terbersit harapan untuk mengembangkannya. Selanjutnya setiap tiga hari diisirahat pertama pak Sugiyono dan bantu bu Eka mengganti buku-buku yang ada di rak teras itu dengan beberapa buku yang menunjang materi pelajaran yang sedang diajarkan disamping ada beberapa buku untuk motivasi dan hiburan. Setiap hari pak Sugiyono mengamati teras bacanya yang ternyata dikunjungi tidak hanya peserta didik kelas V tapi juga kelas yang lain. Kadang karena beberapa peserta didik berebut bahan bacaan, sebagian diarahkan ke perpustakaan sekolah. Setelah pengamatan selama dua minggu ternyata antusiasme peseta didik cukup baik dan teras baca berfungsi sesuai keinginanya. Bahkan wali kelas yang lain sudah ada yang mengikuti jejaknya dengan membuat rak diteras dekat ruang kelasnya.
Pak Sugiyono kemudian membuat program baru yaitu dengan menugaskan peserta didik kelas V untuk membaca minimal 1 buku dalam satu bulan dan membuat ringkasan dari buku yang dibacanya. Hasilnya tidak mengecewakan, dibawah bimbingannya, beberapa peseta didikya dapat membuat ringkasan dengan baik dan yang lain, tetap dibimbing baik melalui bimbingannya secara langsung ataupun melalui tutor sebaya. Setelah berjalan sekitar 3 bulan program membuat ringkasan berjalan, Pak Sugiyono merasa peserta didik lebih kaya pengetahuannya dan membantu pesrta didik memahmi materi pelajaran. Teras baca memberi pengaruh yang positif pada mata pelajaran dikelasnya, materi yang diajarkan dapat diselesaiakn sesuai dengan lokasi waktunya. Pada waktu materi pelajaran dalam pembuatan puisi dan cerpen, Pak Sugiyono menemui beberapa karya yang cukup baik dari beberapa peserta didiknya, timbul gagasan baru untuk memajang karya tersebut didekat teras bacanya. Beliau juga mengarahkan siswa yang lain untuk membuat karya sesuia dengan bakatnya. Karya- karya peserta didikpun  mulai bermunculan,ada yang berupa kaligrafi, puisi, cerpen, kartun dan lain-lain. Pak Sugiyono akhirnya membuat mading dan menempelkan karya-karya tersebut di dalamya. Peserta didik yang karyanya di pajang meras bangga dan termotivasi untuk membaca dan berkarya. Peserta didik yang belum berkarya terus dimotivasi dan beberapa mulai membaca untuk mencari inspirasi. Kadang-kadang pak Sugiyono juga ikut mengisi mading dengan memberikan tips belajar atau menuliskan rumus-rumus matematikanya atau memotivasi peserta didik dengan beberapa kata-kata mutiara, pengumuman dan pembangkit motivasi.
Melihat program teras baca yang telah dilaksanakan dengan baik membuat Subiarto kepala SD negeri 1 Banjarmangu membuat program semua guru untuk mendukung program teras baca. Sesuai jadwal yang telah ditentukan guru dan petugas perpustakaan mengganti buku bacaan.  Selain kegiatan teras baca, SD negeri 1 Banjarmangu untuk mendukung kegiatan literasi sekolan juga mempunya program baca lima belas menit  (Bali Lasnit). Program Bali Lasnit dilaksanakan membaca selama lima belas menit sebelum pelajaran dimulai. Semua warga sekolah baik guru, penajga, tenaga kependidikan lainnya dan peserta didik membaca semua.
Dinas pendidikan dan orang tua peserta didik sangat mendukung Gerakan teras baca dan Bali lasnit. Pada waktu Orang tua peserta didik menjemput anaknya ada yang memanfaatkan teras buku untuk membaca sambil menunggu anak pulang. Dengan progran teras buku dan Bali Lasnit diharapkan dapat menumbuhkan, dan mengembangakan kemampuan literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar